Peluang dan Tantangan Sumber Daya Manusia dalam Industri 4.0

 Kelompok 5

Andrian Senjaya                      10118801

Ardhi Lusti                              181120014

Baiq Nabila Milenia F.           11118347

Muhammad Ikmal H.             14118695

Windy Mega Melani               17118365

Kelas   : 3KA01


Peluang dan Tantangan Bidang Sumber Daya Manusia dalam Industri 4.0

(Studi Pustaka)

Oleh: Ir. Maurits S. Sipayung, M.M


A.     Pendahuluan

Perkembangan teknologi di setiap zaman selalu memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia. Ketika revolusi indusrti pertama pada tahun 1700 – 1800an teknologi mesin uapdan tenaga air. Perkembangan pabrik pabrik dan mesin – mesin baru dalam segala bidangn memiliki dampak yang mendalam dibanding sebelumnya. Dalam dunia industri perkembangan manajemen sumber daya manusia juga dimuali dengan pengaturan upah, pembagian tanggung jawab divisi, pengaturan waktu kerja, dan serta meningkatkan arus urbanisasi.

Kemudian tahap revolusi industri ke-2 dengan ditemukan listrik pada era 1900-an. Para era perkembangan manufaktur digerakkan dengan mesin – mesin bertenagan listrik untuk produksi barang secara massal berkembang tidak hanya di Eropa saja, tetap berkembang di Amerika Serikat dan Asia khususnya Jepang yang mengembangkan berbagai industri perkeretaapian, logam, dan kimia. Pada fase revolusi indusrti kedua ini semakin banyak perusahaan berdiri untuk stabilitas tatanan perekonomian dunia karena pasca perang dunia 2 dimana kebutuhan industri semakin pesat. Dan pada masa ini terjadi perpindahan sumber daya manusia antar negara karena kebutuhan pekerjaan dan pasca perang.

Pada Tahun 1969 dimulai era indusrti baru yang disebut era revolusi industri ke-3, Era ini ditandai dengan perkembangan industri yang tidak ditandai dengan perubahan sumber energi, tetapi penggunaan elektronik dan internet sebagai otomatisasi pabrik. Era ini dipimpin oleh Amerika, Eropa, dan Asia (Jepang, Korea, China). DItandai dengan berkembang kegiatan Penelitan dan Pengembangan terutama untuk komputer, chip processor, dan internet. Perkembangan bidang Industri manufaktur mengarah pada otomatisasi serangkaian bersifat manual dengan peralatan elektronik dan TI. Dengan bantuan seperangkat teknologi CIM (Computer Integrated Manufacturing), CAD (Computer Aided Design), dan CAM (Computer Aided Manufacturing). Sehinggan pada masa ini ekonomi perusahaan berubah menuju program penurunan biaya dan peningkatan penjualan.

 

B.      Industri 4.0

Mulailah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir di Jerman saat diadakanya Hannover fair tahun 2011. Konsep diperkenalkan Prof Klaus Schwab yang bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar selalu terdepan dalam inudstri manufaktur. Pada prinsipnya dari pengertian diatas Indusrti 4.0 adalah perubahan dantai nilai indusrti yang berbasis teknologi digital, automasi, dan integrasi teknologi informasi dan telekomuniskasi dengan seluruh proses produksi dan pelayanan industri manufaktur itu sendiri. Lebih lanjut Gerbert dkk. (2015) menyatakan ada 9 teknologi yang akan berpengaruh dalam proses industri manufaktur, yaitu:

1.       Data Sangat besar dan Analisis (Pengumpulan data besar untuk optimalisasi kualitas produksi, hemat energi, serta evaluasi data komprehensif untuk sumber pengambilan keputusan saat itu juga).

2.       Robot Otomatis (Robot dapat berinteraksi satu sama lain bekerja lebih fleksibel dan kooperatif serta aman dan memiliki jangkauan kemampuan yang besar dalam industri manufaktur).

3.       Simulasi (Proses produksi menggunakan rekaya 3D dengan cara ini dapat mencerminkan dunia fisik ke dalam model virtual termasuk mesin, produk, dan manusia. Untuk memungkinkan operator indusrti manufaktur menguji dan mengoptimalkan pengaturan mesin sesuai model virtual)

4.       Sistem Integrasi Horizontal dan Vertikal ( Fungsi rantai pasok saling terintegrasi dari pemasok, proses produksi, dan pelanggan menjadi lebih kohesif dan saling menerima masukkan).

5.       Internet of Thing (IoT) (Komputasi tertanamn dan terhubung menggunakan teknoloh=gi yang memungkinkan perangkat satu dengan yang lain saling terhubung, berinteraksi, dan berkomunikasi satu sama lain dengan pengontrol terpusat serta dapat merespon secara real time).

6.       Keamanan Siber (Kebutuhan melindungi sistem, komunikasi, dan produksi dengan protokol keamanan berstandar tinggi).

7.       Penyimpanan Data Awan (Peningkatan penggunaan, pelayanan, dan penyimpanan data dan informasi bersama untuk kegiatan produksi industri manufaktur).

8.       Additive Manufacturing (Pencetakan prototipe pemodelan 3D dapat disesuaikan jumlah kecil hasil produk untuk memerikas kualsiats produk).

9.       Augmented Reality (Penggambaran objek yang lebih nyata dari bidan 2D  menjadi 3D yang memberikan efek kesan nyata seperti aslinya).

 

C.      Dampak Umum Industri 4.0

Industri 4.0 diwakili oleh pertumbuhan tinggi dalam platform yang memungkinkan teknologi telah mengganggu struktur industri yang ada dan menciptakan cara-cara baru dalam mengonsumsi barang melalui kombinasi permintaan dan penawaran.

Industri 4.0 akan potensial meningkatkan produktivitas dan daya saing (productivity and competitiveness), meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya, dan secara bersamaan juga melindungi kondisi lingkungan. Pada era ini, ekonomi industri akan memungkinkan produk-produknya untuk di-reused, remanufactured, dan recycled. Disebutkan oleh Rojko (2017), dampak dari implementasi fitur-fitur industri 4.0 bisa berakibat terhadap penurunan biaya produksi (10%-30%), penurunan biaya logistik (10%-30%), dan penurunan biaya manajemen kualitas (10%-20%). Kemudian, terdapat keuntungan lain dari implementasi industri 4.0, yaitu:

·         Mempersingkat masa pemasaran produk baru.

·         Meningkatkan respon dari pelanggan.

·         Peluang untuk mengustomisasi produk tanpa adanya peningkatan biaya produksi.

·         Lingkungan kerja yang lebih nyaman dan fleksibel.

·         Lebih efisien dalam penggunaan energi dan sumber daya.

 

Ditambahkan oleh Gerbert dkk (2015), pengaruh implementasi industri 4.0 di Jerman dapat berakibat pada:

·         Produktivitas (Productivity): Industri 4.0 meningkatkan produktivitas di semua sektor manufaktur Jerman sebesar € 90 miliar hingga € 150 miliar. Peningkatan produktivitas akan bervariasi di setiap industri.

·         Pertumbuhan Pendapatan (Revenue Growth): Industri 4.0 juga akan mendorong pertumbuhan pendapatan.

·         Pekerjaan (Employement): Dampak industri 4.0 pada amnufaktur Jerman, ditemukan bahwa pertumbuhan yang distimulasi akan menyebabkan peningkatan lapangan kerja 6% selama sepuluh tahun ke depan dan permintaan untuk karyawan di sektor teknik-mekanik dapat meningkat lebih tinggi.

·         Investasi (Investment): Mengadaptasi proses produksi untuk memasukkan industri 4.0 akan mensyaratkan bahwa produsen Jerman diperkirakan berinvetasi sekitar € 250 miliar selama sepuluh tahun ke depan.

 

Menyikapi era industri 4.0, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartanto mengatakan revolusi industri 4.0 tidak hanya berpotensi luar biasa dalam merombak industri, tapi juga mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Kementrian Perindustrian telah menetapkan 4 langkah strategis dalam menghadap industri 4.0, yaitu:

·         Mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi IoT.

·         Pemanfaatan teknolgoi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui program E-smart IKM.

·         Pemanfaatan tenologi digital yang lebih optimal dalam perindustrian nasional.

·         Mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start-up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di Indonesia.

 

Akan tetapi, Kligenberg (2017) mengatakan konsekuensi industri 4.0 pada pekerjaan, penciptaan dan distribusi kekayaan, belum sepenuhnya dipahami, namun ada kekhawatiran yaitu akan berdampak pada pekerjaan di negara-negara berkembang.

Prof. Magnus P. Karlsson (Royal Institute of Technology, Stockholm, Sweden.) mengsatakan bahwa industri 4.0, termasuk gelombang otomatisasi berikutnya, akan sangat transofrmatif dan meguraikan tiga kelompok tantangan:

·         Kesadaran dan Kesiapan (Awareness and Readiness)

Ketidakpastian adalah faktor kunci – ada kebutuhan untuk eksperimen dan pembelajaran – dan bahkan tidak belajar.

·         Eksplosi Data (Explotion of Data)

Membangun ekosistem digital akan membutuhkan konektivitas tanpa batas, berbagi data, dan standar yang disepakati untuk pertukaran data dan komponen yang merupakan bagian dari sistem. Ketika data mulai menumpuk dan dibagikan, masalah lain datang ke permukaan, seperti keamanan data dan privasi.

·         Transformasi Tenaga Kerja (Workforce Transformation)

Pergeseran dalam pekerjaan akan terjadi secara bertahap tetapi mendalam. Tenaga kerja digital seperti penggunaan drone pintar, robot, dan bantuan cerdas akan memasuki dunia kerja.

Pertumbuhan dalam industri 4.0 juga menyoroti salah satu tantangan umum yang ditimbulkan oleh pertumbuhan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi : privasi. Pembagian/penyebaran dan pelacakan informasi, hilangnya kendali atas data, dan pengungkapan informasi tentang kehidupan pribadi konsisten dengan konektivitass baru (Anderson % Mattsson, 2015).

Brynjolfsson dan McAfee dalam Mohrar, Arman dan Mousa (2017) menekankan bahwa, untuk mengambil keuntungan dari peluang yang diberikan oleh revolusi industri baru, penting untuk mengenali dampaknya terhadap seluruh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus mempertimbangkan inovasi sosial bersamaan dengan revolusi teknologi.

 

D.     Kompetensi SDM Dalam Menghadapi Industri 4.0

Haryono (2018) mengatakan dalam menghadapi industri 4.0, sedikitnya ada tiga hal yang berkaitan dengan SDM yang perlu diperhatikan semua pihak, yaitu:

·         Kualitas, yaitu upaya menghasilkan SDM yang berkualitas agar sesuai dengan kebutuhan pasra kerja yang berbasis teknologi digital.

·         Masalah Kuantitas, yaitu menghasilkan jumlah SDM yang berkualitas, kompeten, dan sesuai kebutuhan industri.

·         Masalah distribusi SDM berkualitas yang masih belum merata.

Namun, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dalam menghadapi revolusi industri 4.0, karena hal ini memberi kesemoatan untuk Indonesia untuk berinovasi.

Dengan perkembangan industri 4.0, tentunya peranan SDM yang handal sangat diperlukan dan kualifikasi kompetensi SDM yang terlibat dalam proses industri harus dapat mengimbangi proses tersebut.

Dalam industri 4.0, modal dasar SDM yang harus dimiliki adalah keterampilan yaitu kepemimpinan (leadership) dan bekerja dalam team (teamwork), kelincahan dan kematangan budaya (cultural agility), dengan latar belakang budaya yang berada tetap bisa bekerjasama, dan entrepreneurship (termasuk sociopreneurship).

 

Menurut Aoun dalam Haryono (2018), untuk mendapatkan SDM yang kompetitif dalam industri 4.0, kurikulum pendidikan harus dirancang agar outputnya mampu menguasai literasi baru, yaitu:

·         Literasi data, yaitu kemampuan membaca, menganalisis dan memanfaatkan informasi big data dalam dunia digital.

·         Literasi teknologi, yaitu memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence dan engineering principles)

·         Literasi manusia, humanities, komunikasi dan desain. Dalam perspektif literasi manusia, tujuannya adalah agar manusia dapat berfungsi dengan baik di lingkungan manusia yang semakin dinamis.

 

Dampak dari implementasi industri 4.0 secara langsung akan mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan sosial secara global. Perubahan proses bisnis dan model bisnis yang didorong oleh industri 4.0 ini akan berpengaruh pada kualifikasi kompetensi SDM yang berperan. Di bawah ini adalah beberapa pendapat dari penulis mengenai karakteristik kompetensi yang dibutuhkan dalam perspektif SDM yang mampu bersaing di era industri 4.0, yaitu:


No.

Penulis

Kompetensi yang dibutuhkan

1.

Haryono (2018)

-          Literasi data, teknologi dan manusia, humanities, komunikasi dan desain.

-          Kepemimpinan dan bekerja dalam team, kelincahan dan kematangan budaya dengan latar belakang yang berbeda tetapi bisa bekerjasama, dan entrepreneurship.

2.

Kergroach (2017)

-          Kemampuan belajar.

-          Kemampuan pemecahan masalah, intuisi, kreativitas, dan persuasi.

-          Keterampilan lunak seperti pengorganisasian diri, manajemen, kerja tim, atau keterampilan komunikasi.

3.

Maresova dkk. (2018)

-          Keterampilan teknologi IT, perangkat lunak, program aplikasi dan sistem otomatis.

-          Keterampilan Bahasa.

-          Keterampilan komunikasi, sosial, organisasi, kerja tim, pekerjaan proyek tetapi juga kesadaran antarbudara lain.

-          Kemampuan untuk menggunakan perangkat digital, aplikasi, web 2.0 dan alat elektronik apapun, tetapi juga keterampilan yang berorientasi pengguna akan diperlukan.

4.

Safraun (2018)

-          Etos kerja/karakter/softskill.

-          Penguasaan teknologi dasar dan teknologi informasi.

-          Penguasaan teknologi yang bersifat teknis sederhana bagi pekerja jasa cleaning service, asisten rumah tangga, dll.

-          Kemampuan pemecahan masalah bagi lulusan Perguruan Tinggi.

-          Bahasa asing bagi tenaga pariwisata, konstruksi, dsb.

5.

Grzybowska dan Lupicka (2017)

-          Kreatifitas.

-          Entrepreneurship skill.

-          Pemecahan masalah dan konflik.

-          Pengambilan keputusan.

-          Analytical skill.

-          Research skill.

-          Efficiency orientation.

6.

Schmid (2017)

-          Technical skill.

-          Data and IT skill.

-          Social skill.

7.

Prifti dkk. (2017)

-          Technical skill.

-          Social skill.

-          Technological skill.


Kementerian Perindustrian dan Perdagangan menyatakan bahwa dimasa industri 4.0 akan ada 3 elemen kompetensi yang sangat berperan bagi SDM untuk dapat bersaing di era ini. Kompetensi pekerja di masa industri 4.0 diantaranya:

1.       Kemampuan/Ability

Kemampuan ini dibagi menjadi dua, yaitu:


a.       Kemampuan kognitif:

-          Kognitif fleksibilitas.

-          Kreatifitas.

-          Logika berpikir.

-          Sensitivitas terhadap problem.

-          Logika matematika.

-          Visualisasi.

b.       Kemampuan fisik:

-          Sehat dan kuat.

-          Ketangkasan manual dan presisi.


2.       Keterampilan Dasar/Basic Skill

Keterampilan ini dibagi menjadi dua, yaitu:


a.       Keterampilan konten:

-          Pembelajaran aktif.

-          Kemampuan berbicara.

-          Kemampuan literasi.

-          Ekspresi menulis.

-          Literasi ICT.

 

b.       Keterampilan proses:

-          Pendengar aktif.

-          Kritis.

-          Monitoring diri dan orang lain.


 

3.       Keterampilan Lintas Fungsi/Cross Functional Skill

Keterampilan ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:


a.       Keterampilan sosial:

-          Koordinasi dengan orang lain.

-          Emotional intelligence.

-          Negosiasi.

-          Persuasi.

-          Orientasi pelayanan.

-          Pelatihan dan pengajaran orang lain.

 

b.       Keterampilan sistem:

-          Pengambilan keputusan.

-          Analisis sistem.

 

c.       Keterampilan penyelesaian masalah kompleks:

-          Penyelesaian masalah kompleks.

 

d.       Manajemen sumber daya:

-          Manajemen sumber daya keuangan.

-          Manajemen material.

-          Manajemen SDM.

-          Manajemen waktu.

 

e.       Keterampilan teknikal:

-          Perawatan dan perbaikan alat.

-          Pengoperasian alat dan pengontrolan.

-          Programming.

-          Quality control.

-          Teknologi dan perancangan pengalaman pengguna.


E.      Penutup

Kehadiran era industri 4.0 merupakan salah satu sendi kehidupan manusia yang berkaitan dengan sendi - sendi lainnya. Ini membawa perubahan di berbagai sektor yang dikembangkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Industri 4.0 akan mempengaruhi proses produksi di berbagai manufaktur, tetapi secara langsung akan berdampak ke dalam proses bisnis secara keseluruhan dan merangsang terbentuknya model bisnis baru yang lebih produktif dan efisien.

Keberadaan sumber daya manusia tetap menjadi sangat penting dalam era ini. Keterampilan dan pengetahuan dasar SDM tentang proses produksi dalam berbagai fitur transformasi di dalam industri 4.0 menjadi hal yang sangat wajib untuk dikuasai kemudian ditambah dengan perilaku handal termasuk keterampilan sosial akan menjadi syarat kualifikasi kompetensi agar mampu bersaing dan mengambil bagian dalam era tersebut.

Peningkatan kompetensi SDM dalam menghadapi era industri 4.0 ini menjadi salah satu keharusan yang selayaknya dirancang oleh masing - masing individu, keluarga, pemerintah, masyarakat termasuk didalamnya dunia pendidikan dan perusahaan.

Komentar

Postingan Populer