Semesta Membenciku
Ketika mendengar kalimat 'semesta
membenci ku', maka akan terngiang dikepala kalian “Ya, ia membenciku”. Okey,
mungkin bagi beberapa orang yang selalu optimis dan positive thinking dalam
menjalani hidup, ia akan berpikiran lain. Namun, bagaimana dengan 'kita' yang
tak dapat menerima kenyataan dengan semena-mena?
Pada awalnya, aku adalah kalian
yang selalu membenci diriku tanpa suatu alasan jelas, hanya membenci diri
sendiri karena situasi yang sama sekali tak dapat aku ubah. Seiring dengan berjalannya waktu,
lama-kelamaan aku semakin membenci diri ku, detik demi detik, waktu demi waktu
dan begitu seterusnya. Aku mulai mencintai kesepianku, sekaligus mengasihani
diri ku yang kesepian. Selanjutnya, hal yang pasti akan terjadi adalah mencari
'pelarian', dan ya, aku memiliki pelarian tersendiri. Dimulai dari self harming, yaitu memukul tangan
kananku sekencang-kencangnya ke dinding, meja maupun pintu yang terdekat
denganku, hingga rasa perih yang sesungguhnya dapat tertutupi sakit di kepalan tangan kanan ku,
setidaknya untuk sementara. Seperti seorang jagoan yang sering meninju
orang-orang dan meninggalkan bekas lebam dikepalan tangannya, aku hanya
meninggalkan bekas luka yang tak akan pernah tersembuhkan pikirku pada saat
itu. Dilanjuti dengan tabiat burukku yang semakin memburuk tiap harinya. Kau
tahu Hulk pada saat awal ia mendapati kekuatannya? Seperti itu lah aku pada
saat itu, sedikit saja engkau mengganguku, meluap lah langsung amarahku tanpa
memikirkan apapun alasanmu. Setelah itu, orang-orang mulai takut akan diri ku,
dan ya, aku menyukai itu dan berharap mereka lebih menghargai ku.
Engkau tahu kata-kata
"Seseorang tak akan jatuh di lubang yang sama.", maka begitu pula orang-orang yang kujadikan
pelampiasan atas permasalahan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan
mereka. Mereka mulai acuh tak acuh, mulai tak mendengarkan suaraku selantang
apapun itu, dan tatapan mereka mulai berubah. Tatapan, dimana orang mana pun
akan merasakan kebencian di dalamnya.
Well, i made it again! Horeeyy!
Pikirku waktu itu.
Seperti biasa, aku mencoba
menyemangati diri yang kesepian ini dengan kata-kata sampah "Aku memang
pantas dibenci". But, you know what?
Setelah masa 'rehabilitasi' selama 3 bulan setelah Ujian Nasional, aku
mendapatkan jawaban untuk pernyataan terakhir. Iya, aku tahu bahwa lebih tepat
jika menyebutnya tudingan. Namun menurutku, mari lihat pada diri ‘kita’
masing-masing yang selalu mengatakan itu didalam benak sendiri. Apa kamu yakin,
itu adalah sebuah pernyataan? Ayolah, jangan mencoba untuk munafik, bahwa yang
sebenarnya ingin kau ucapkan adalah "Apakah aku pantas dibenci?".
Jawabannya adalah, "Iya, kamu pantas dibenci." Dan kamu tahu mengapa?
Karena, kamu tak pernah mau menjadi dirimu sendiri, karena kamu tak pernah mau
meluluhkan hati mu yang sekeras karang itu, karena kamu memiliki kepala yang
lebih keras dari tembaga sekalipun dan karena kamu berpikir, bahwa dunia ini
membencimu. Have you ever been sitting or
walking at some random places and met stranger people that smiling at you?
Apakah kamu tersenyun kembali kepadanya? Iya, dunia tak pernah membencimu, tak
sedikitpun. Kamu menyadari kekuatan sebuah senyum itu bukan? Bagaimana ia dapat
mengubah seluruh beban berat, menjadi sebuah 'kebahagia-an' meskipun hanya
dalam beberapa detik. Jadi, jika kamu berpikir bahwa engkau pantas dibenci dan
dunia ini membenci mu, buang semua prasangka itu, dan mulailah tersenyum,
tersenyum ketika engkau membaca ini. Bayangkan, bagaimana sebuah senyum tipis
mu dapat membuat orang asing yang bahkan baru engkau temui di jalan, untuk
tersenyum juga. Apakah engkau tahu apa yang ia alami di rumah? Bisa saja ia
baru kehilangan seseorang yang sangat disayanginya, atau bahkan ia lari dari
rumahnya karena suatu permasalahan. Pikirkan sekarang, bahkan orang yang paling
dekat dengannya pun belum tentu dapat membuat nya tersenyum, dan kau yang
menurutmu "Aku dibenci dunia" dapat membuatnya tersenyum.
Mulai sekarang, ketika kita
mendapat suatu masalah, mari tersenyum bersama hingga kita lupa seberapa perih
rasa sakit itu. We have that power to
changes other world, and we have it everytime we breathe. So, apalagi yang perlu kita pertanyakan
soal itu? Jangan ragu untuk tersenyum dengan tulus, karena seberapa-pun kecil
arti dari sebuah senyum, ia dapat mengubah dunia ini. Now, i dare you to smile and greet the most closest ones from you!
:)
Komentar
Posting Komentar